Pergaulan Usia Remaja

CCP - PERGAULAN USIA REMAJA

Pergaulan usia remaja

Pernah banyak peribahasa sampah yang dulu sering diucapkan turun temurun dari generasi ke generasi, yaitu “Puasin aja dulu waktu muda, waktu muda cuma sekali seumur hidup” dan “Mending nakalnya waktu muda, daripada pas tua”. Peribahasa goblok yang pernah gw dengar. Segala sesuatu yang akan didapatkan masa tua adalah dari masa muda. Penyesalan akan datang di akhir. Takut, takut sekali hal yang dilakukan pada waktu muda akan berlangsung hingga tua, yang mudanya suka berbohong, tidak menepati janji, sering menutup-nutupi, hal ini yang ditakutkan jika berlanjut hingga tua. Tidak ada keterlambatan untuk memperbaiki diri, mumpung masih muda. Jika logikanya dibalik, “Lakukan hal baik pada masa muda, untuk menikmatinya waktu tua” dan “Banyaklah belajar pada waktu muda, daripada menyesal pada waktu tua”.

Waktu remaja adalah masa-masanya haus pengakuan, waktu remaja rasa penasaran yang tinggi namun tidak terarah dengan baik, waktu remaja tidak melakukan hal yang tidak baik maka akan dicap tidak kekinian, tidak keren, cupu dan lain sebagainya.

Maka dari itu bagaimana kemudian pengakuan itu dilakukan ketika seorang remaja sudah melakukan hal yang baik, rasa penasaran yang tinggi seharusnya diarahkan pada hal yang baik, ketika melakukan hal tidak baik maka ajaklah untuk melakukan hal yang baik.

Kenapa ketika seorang remaja ditegur malah akan membangkang? Karena pengaruh lingkungan yang sangat tinggi, peran orang tua mungkin kurang efektif ketika menegur seorang remaja karena akan banyak sekali penolakan. Hal yang paling mendasar adalah seorang remaja akalnya sudah cukup berfungsi, maka daripada over menegur akan lebih baik mengajaknya berdiskusi atau ngobrol untuk menemukan solusi yang baik. Anak remaja akan memiliki asumsi “Gua itu udah gede, udah tau”, lalu metode untuk mendidiknya sudah berbeda ketika sudah masuk ke jenjang remaja. Sebagai orang tua, akuilah bahwa anakmu yang remaja sudah memiliki kemampuan untuk berpikir namun masih labil. Semakin orang tua berkata “jangan” maka akan dilakukan, karena seorang remaja akan menganggap larangan adalah sebuah perintah untuk dilakukan.