Orang Orang Membenci Apa Yang Tidak Mereka Mengerti
CCP - ORANG-ORANG MEMBENCI APA YANG TIDAK MEREKA MENGERTI

Kenapa masih banyak orang yang memandang seseorang itu dari latar belakang bukan dari apa yang mereka ucapkan. Jika ragu dan masih belum mengerti tentang apa yang sedang diucapkan seseorang, kenapa tidak menanyakan langsung apa yang sedang diragukan atau bisa cari tahu sendiri jawabannya.
Menurutku pengetahuan seseorang itu bukan dilihat dari berapa banyak hiasan yang tertera pada namanya, karena hiasan itu hanya pajangan dan pajangan itu tidak akan cocok apabila tidak sesuai dengan tempatnya, contohnya tidak akan cocok memasang piagam di kamar mandi. Itu bahasa halus, kalo secara kasarnya begini, prof, dr, s s ssshhahhhh tidak akan cocok disandingkan pada nama apabila sikapnya tidak sesuai dengan gelar yang tertera pada namanya.
Sebaliknya, apakah orang yang tidak memiliki gelar mesti juga tidak memiliki pengetahuan ? Nah maka disini munculah kata “Jangan lihat siapa orangnya, tapi dengarkan apa yang sedang ia katakan.”.
Konghucu mengatakan “Jangan takut orang lain tidak mengetahui pengetahuanmu, tapi takutlah apabila kamu tidak memiliki pengetahuan.”, “GUA BUKAN KONGHUCU, GUA ISLAMM”. Oke, ada salah satu hadist yang mengatakan “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat”, jadi apa bedanya ? “YA BEDA LAH, ITU KONGHUCU DAN INI HADIST”, iya beda dari bahasanya tapi nilai nya sama. Lihat, begitu mudah manusia terpecah belah karena perbedaan yang sebetulnya apabila dikaji lagi intinya sama saja yaitu manusia harus menuntut ilmu dan pengetahuan sehingga apabila pengetahuan itu digunakan untuk sesuatu hal yang baik, maka itu disebut ilmu.
Tuhan memberikan akal itu untuk digunakan bukan untuk disia-siakan, bukankah kita diajarkan untuk tidak menyia-nyiakan sesuatu dan apabila sesuatu itu disia-siakan maka disebut mubazir ?.
Perkembangan pandangan Stratifikasi Sosial di lingkungan masyarakat saya sendiri sangat Kuat sekali, “BAHASA LU TERLALU TINGGI GW GAK NGERTI”, Oke jadi apa itu Stratifikasi Sosial ? Stratifikasi Sosial berasal dari kata Stratum (Lapisan) dan Sosial (Masyarakat), “AARRGGHH RIBET, GW MASIH GAK NGERTI”, Oke jadi Stratum atau lapisan ini contohnya Orang yang memiliki gelar itu berbeda status sosialnya dengan orang yang tidak memiliki gelar atau istilah lainnya yaitu orang yang memandang kasta di kalangan Masyarakat, saya sangat tidak setuju dengan pandangan ini, kenapa ? (Baca paragraf 2 dan 3).
Didalam ajaran Hindu kasta dibagi menjadi 5 yaitu :
- Brahmana (Pendeta/Pemuka Agama)
- Ksatria (Bangsawan/Raja/Pegawai Pemerintah)
- Waisya (Pedagang/Petani/Nelayan)
- Sudra (Masyarakat Umum)
- Pariya (Budak/Pembantu)
Orang yang tidak sekolah tinggi akan dianggap remeh, sehingga apapun yang dikatakan oleh orang tersebut tidak akan didengar sama sekali dan akan mendapatkan perkataan yang kurang mengenakan seperti ‘Ngomong apaan sih lu, sok iya’ atau ‘kayak yang ngerti aja lu’, ‘gausah banyak bacot deh lu’ begitulah kira-kira.
Padahal semua orang bisa menuntut ilmu dimanapun, dulu waktu saya tinggal di sekretariat yang didalamnya ada agenda untuk diskusi dari berbagai kalangan termasuk mahasiswa dari berbagai Universitas, karena saya tidak kuliah jadi untuk menjawab pertanyaan ‘Kamu kuliah dimana?’, sayapun membuat Universitas sendiri yaitu UDB (Universitas Dimana Bae) dan ketika ditanya ‘UDB itu dimana ?’ saya akan jawab sesuai dengan namanya Universitas Dimana Bae / Universitas Dimana Saja, Dimanapun saya belajar disitu akan saya anggap sebagai Universitas.