Bullying
BULLYING

Mungkin beberapa diantara kalian yang membaca status saya ini sudah merasa bosan dengan Artikel mengenai Fenomena Bullying yang marak terjadi di sekolah, tapi untuk ini saya harap kalian tetap #TolakAksiBullying dan melakukan tindakan serius mengenai Fenomena Bullying ini.
Diantara kalian juga mungkin ada yang menjadi pelaku dan ada yang menjadi korban dan sayapun salah satu korban dari Aksi Bullying di sekolah, mengapa Fenomena Bullying ini terjadi ? Fenomena ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara pelaku dan korban, entah itu dari fisik, kecerdasan, ekonomi, status sosial dan masih banyak lagi faktor yang menyebabkan aksi bullying ini terjadi.
Bullying ini sangat berbahaya bagi kesehatan mental korban dan kejadian yang menimpa mereka yang menjadi korban akan sulit untuk dilupakan dan bahkan ada beberapa korban yang kemudian menjadi pelaku bullying karena rasa sakit yang mereka rasakan pada saat masih menjadi korban meluap-luap dan akan mencari pelampiasan dengan cara melakukan aksi bullying sama seperti yang dilakukan oleh pelaku terhadapnya.
Aksi bullying butuh penanganan serius dari pihak orang tua dan pihak sekolah, kebanyakan guru dan orang tua menganggap bahwa aksi bullying ini wajar terjadi karena mereka masih anak-anak / remaja. Teguran saja belum cukup untuk membuat para pelaku Bullying jera dan harus diberi hukuman yang sesuai dengan aksi yang mereka lakukan.
Dampak yang terjadi pada korban bullying ini akan terus dirasakan hingga mereka beranjak dewasa dan mereka yang menjadi korban akan kesulitan bersosialisasi, sulit mencari teman, ketidakterbukaan kepada orang tua dan hubungan anak dan orang tua renggang dan masih banyak lagi dampak yang terjadi karena aksi Bullying ini.
Sedikit Cerita :
Dulu waktu saya masih di sekolah dasar, saya diajarkan oleh ibu saya untuk tidak melakukan pembalasan kepada mereka (pelaku bullying) dan ibu saya bilang 'jangan dibalas, biar tuhan yang balas', saya diajarkan juga dipesantren agar tidak melawan orang tua, jadinya saya menuruti apa yang ibu saya katakan. Dengan begitu, bullying itu terus berlanjut, sampai-sampai ibu saya mendatangi sekolah dan melaporkan kejadian ini ke pihak sekolah dan disampaikannya kejadian yang menimpa saya ke wali kelas. Setelah ibu saya pulang ke rumah, saya masuk ke kelas dan wali kelas tersebut bilang kepada para pelaku bullying "Jangan bully si ibnu, nanti ibunya dateng lagi ke sekolah" dengan nada jengkel. Lalu, aksi bullying itu terjadi lagi beberapa hari setelahnya dan tidak tanggung-tanggung aksi bullying ini dilakukan didepan Guru!, pelaku menendang bagian vital saya dan disaksikan oleh guru dan murid dikelas, respon guru tersebut hanya bilang "udah-udah jangan gitu." dengan nada santai dan tidak serius menanggapi fenomena yang terjadi. Dan yang paling parah menurut saya itu ketika Ujian Nasional, waktu itu kondisi saya sedang demam dan dipaksa masuk sekolah oleh ibu saya karena sebelumnya ibu saya mendengar cerita anak temannya yang walaupun lagi sakit, dia tetap sekolah. Jadi saya masuk sekolah dengan terpaksa walaupun kondisi sakit, lokasi sekolah dipindahkan sementara karena ada renovasi gedung sekolah waktu itu. Dikelas, saya masih mendapatkan perlakuan Bullying walaupun kondisi saya sakit, mereka para pelaku tidak memperdulikan kondisi saya ini, dikelas tidak ada meja dan kursi jadi siswa tetap melakukan ujian dilantai disitu saya berbaring karena tidak kuat jika menyelesaikan soal ujian dengan posisi duduk, pada waktu jam istirahat saya tetap dikelas dan para pelaku mengacak-acak buku yang didalam tas dan tasnya ditendang-tendang oleh mereka. Karena tidak kuat sayapun pulang dan diperjalanan pulang saya muntah-muntah akibat pusing. Disclaimer bahwa saya dibully satu kelas dan mereka memprovokasi teman sekelas untuk tidak mendekati saya, saya ingat dulu diberi tugas oleh guru untuk membagikan buku ke murid dikelas, ketika saya membagikan buku ke murid perempuan mereka mengelap dan membersikan buku yang sebelumnya saya pegang dengan berkata "Najis Mugholadoh" (Najis Hewan Anjing, Babi dan hewan semacamnya). Sayapun ketika disekolah selalu sendiri sambil merenungi kejadian yang menimpa saya ini dan sempat berpikir (Kenapa ya mereka semua membenciku ? Apa mereka begitu tidak mau berteman denganku ? Penyebabnya apa ya ?).
Saya pikir ketika saya lulus SD dan masuk ke SMP, aksi bullying ini akan berhenti, namun pikiran saya ini salah! karena pelaku ini masuk ke SMP yang sama dengan saya, akhirnya pelaku bullying ini memprovokasi teman barunya untuk melakukan bullying kepada saya sama seperti yang mereka lakukan di SD.
Kejadian Bullying itu tetap saya ingat dan sangat sulit dilupakan, rasa benci pada diri sendiri dan orang lain, menolak bersosialisasi karena menganggap orang lainpun sama saja. Tapi sekarang sudah mulai berkurang rasa itu dan mulai membaur dengan orang lain, saya tetap mengingat kejadian itu dan tidak akan pernah melupakannya. Adapula pelaku bullying yang mulai babak baru dengan mengakrabkan diri dengan saya.
Pencegahan yang harus dilakukan adalah dari pihak sekolah dan orang tua, pihak sekolah harus menindak Aksi Bullying ini dengan serius, membuat lingkungan sekolah yang nyaman bagi murid. Orang tua harus memperhatikan perkembangan anaknya ketika pulang sekolah dan menanyakan apa saja yang dipelajari disekolah dan menanyakan perlakuan teman sekelasnya terhadap anaknya dan apabila mendapati cerita aksi bullying yang menimpa anaknya, pihak orang tua harus menuntut ke pihak sekolah.